Cagub-Cawagub Di Pulau Daun Kelor : “Yang Miskin Gak Usah Mimpi”


daun-kelorPulau “Daun Kelor” itu sebutan untuk pulau mini, ibarat pepatah “dunia tak selebar daun kelor” artinya kurang lebih miriplah. Hanya saja, banyak orang doyan ”daun kelor”. Secara ilmiah untuk dimanfaatkan sebagai sayur yang bergizi, tapi juga secara magis untuk melindungi diri dari kekuatan ilmu hitam.

Jelas dalam bayangan saya, sebuah pulau kecil minim lahan, penduduk membengkak dan kesenjangan sosial tinggi, namun banyak dilirik investor. Benteng pulau ini tentu saja pada ikatan struktur budaya dan tradisi lokal turun temurun yang disebut ”Adat”.

Layaknya daerah-daerah seantero nusantara, sebuah pulau berlabel Province dalam suatu Negara wajib dipimpin seorang Gubernur dan dibantu oleh Wakil Gubernur. Hubungan harmonis kedua pemimpin cukup melahirkan kebijakan-kebijakan populer bagi masyarakat pulau, walau tak seorangpun berani menjamin apakah semua individu merasakan faedah kepemimpinan tersebut. Manusiawi, karena pemimpin yang baik pasti tidak akan mampu memuaskan semua orang. Namun hal yang sangat mengejutkan, tatkala menjelang berakhirnya suatu fase kepemimpinan dan peluang terbuka kembali sebagai calon pemimpin, mereka akan ber-pecah belah mengunggulkan diri masing-masing dan memanfaatkan celah-celah kesempatan dan keuntungan. Wajar sajalah.., manusia gitu looh…

Untuk lulus jadi bakal pemimpin, kualitas individu yang mumpuni itu pasti. Namun untuk lolos sebagai pemimpin mesti memerlukan banyak tangan. Pertama adalah ”kaki tangan” ibaratnya massa loyalis yang dapat dikendalikan. Kedua ”panjang tangan” dengan maksud bahwa sebagai pemimpin harus memiliki sensitivitas yang baik terhadap masalah sekeliling dan alergi yang cerdas terhadap masalah politik. Ketiga ”buah tangan” yaitu apa yang telah kita kerjakan bagi kepentingan masyarakat. Terakhir adalah uluran ”tangan tuhan”, karena manusia hanya bisa berusaha dan tuhanlah yang meng-eksekusi.

Dari sekian banyak calon pemimpin di Propinsi ”daun kelor”, harus diakui bahwa tidak ada kesempatan buat si miskin menjadi pemimpin, karena semua kaya-kaya. Meski seorang pintar se-langit jika miskin ya harap minggir.

Faktanya terungkap ketika KPK membeberkan daftar kekayaan cagub-cawagub Provinsi ”Daun Kelor”, tak satupun orang  melarat, bekas orang miskin ya mungkin.. Setiap kandidat mengantongi kekayaan diatas 1 Miliar bahkan puluhan miliar. Jelas, salah satu barometer seorang pemimpin ya pasti kaya.

Kita berbicara diluar konteks intelektualitas individu, karena memang tidak mungkin dipungkiri bahwa wawasan dan inteligensi adalah syarat utama sebagai leader. Namun akan lebih menawan dan adil jikalau si miskin berkesempatan yang sama seperti si kaya dalam memeperoleh peluang menjadi cagub-cawagub di Pulau ”Daun Kelor”. Astungkara.

2 thoughts on “Cagub-Cawagub Di Pulau Daun Kelor : “Yang Miskin Gak Usah Mimpi”

  1. Yadawa

    Dunia mengakui… kl negeri daun kelor hanya rayuan gombal… krn memang tak ada yang pasti apalagi pas

    Reply

Leave a reply to Yadawa Cancel reply